Memang umumnya, orang yang diberi makan oleh orang lain hampir mustahil bisa berkuasa atas dirinya sendiri; ia akan menjadi abdi bagi orang lain itu. Apalagi orang yang dari sononya bertujuan cuma buat bisa terus diberi makan?
Begitupun kaum intelektual yang orientasi hidupnya dominan untuk uang, jabatan, kekuasaan. Begitu tujuan mereka dipenuhi oleh penguasa, maka tamatlah sudah keintelektualannya. Kalaupun masih disebut kaum intelek, mereka hanyalah intelektual pengabdi, pembela, dan penjaga kekuasaan. Yang model begitu, tak jauh beda nilainya dengan anjing herder.
0 komentar:
Posting Komentar