Minggu, 31 Maret 2019

Selasa, 26 Maret 2019

Pengetahuan Begitu Dinamis

Pengetahuan yang tidak mengubah perilaku tidak berguna. Namun, pengetahuan yang mengubah perilaku akan cepat kehilangan relevansinya. Semakin banyak data yang kita miliki dan semakin baik kita memahami sejarah, semakin cepat sejarah mengubah arahnya, dan semakin cepat pula pengetahuan kita ketinggalan zaman.

Share:

Penemuan Kebodohan

Penemuan terbesar manusia adalah penemuan kebodohan. Begitu manusia menyadari betapa sedikit yang mereka tahu tentang dunia, mereka akan termotivasi untuk belajar, mencari tahu, dan mengembangkan ilmu yang mereka dapatkan. Dengan demikian sains terus maju.

Share:

Pembangunan Kehancuran

Manusia akan gagal membangun rumah di atas pondasi yang keropos. Begitupun membangun negara, akan terus-terusan menemui kegagalan jika pondasinya adalah permusuhan dan perpecahan. Dan jika kondisi ini tetap dipaksakan, yang terjadi hanyalah parade kepalsuan dan transaksi penipuan. Semua akan berakhir pada satu hal: kehancuran!

Share:

Mendikte Tuhan

Kebanyakan orang suka mendikte Tuhan. Mereka mendesak Tuhan untuk mengikuti semua keinginan mereka. Bahkan untuk kepentingan politik, ekonomi, bisnis, hingga kezaliman dan kebejatan yang mereka lakukan kepada makhluk lain pun mereka sertakan Tuhan sebagai pembenarnya.

Share:

Jual Diri

Semua orang pada dasarnya menjual diri. Menjual barang, ide, pandangan, karya, jasa, tenaga, dan, ya, juga tubuhnya. Namun karena manusia cenderung berpikir cuma di permukaan, maka kebanyakan dari kita memaknai kata "menjual diri" hanya sebagai menjual tubuh.

Itulah akibat dari masyarakat yang hidup di negeri yang lebih mengutamakan politik praktis ketimbang filsafat dan sains.

Share:

Toleransi dalam Bersalam-salaman dalam Pandangan Cak Nun

Toleransi bukanlah mengucapkan salam berulang-ulang dengan bahasa yang berbeda, namun cukup menggunakan satu bahasa saja (sesuai keyakinan) tetapi disampaikan dengan tulus dan dengan maksud yang baik.

Mengucapkan "assalamualaikum ...", "syalom", "omswastiastu", dan lain-lain berentet dalam satu waktu itu tidak efisien, mubazir, dan buang-buang waktu. Kalau kau yakin salam yang diajarkan agamamu itu tujuannya baik maka cukup pakai saja salam versi agamamu.

Nah yang menjawab juga pakai saja salam versi agamanya. Jadi bebek ya "wekwek", kambing ya "mbeek". Takusah bebek dipaksa "wekwek" sekaligus "mbeek" dan kambing juga dipaksa "mbeek" sekaligus "wekwek".

Biar saja masing-masing orang menggunakan bahasanya sendiri, asal tujuannya baik dan disampaikan tulus dari dalam hati. Itulah pluralisme yang sejati. Setiap orang berekspresi sesuai rasa agamanya sendiri.

Share:

Hijrah Ogeb

Setiap saat semua orang berhijrah. Sebab semua orang menghendaki kebaikan pada diri sendiri. Jika ada orang yang malah bertindak sebaliknya: menyakiti dan memperburuk-buruk dirinya, boleh diduga ia terlalu kuat terbelenggu nafsu dan ketololan. Ogeb, kata Edot Ciledug.

Share:

Kegoblokan Diri

Jika aku mengatakan "kau goblok", ketahuilah bahwasanya aku jauh lebih goblok. Sebab menggoblok-gobloki orang adalah pekerjaan orang goblok. Ialah orang yang takmampu mengendalikan emosi yang ada pada diri sendiri.

Namun, takmasalah-lah kalau hanya untuk mengejar laki-laki lain.

Share:

Derita Obsesi Memiliki

Banyak orang menderita di abad ini bukan karena orang lain, tetapi karena diri mereka sendiri.

Mereka cuma berfokus pada memiliki, memiliki, dan memiliki, namun takpernah mau menjadi, menjadi, dan menjadi. Melihat kenyataan ini, Erich Fromm geleng-geleng kepala saja di alam kubur.

Share: