Berhenti di Boomer

Semoga status merasa paling berjasa dan kebaikannya takbisa dibayarkan dengan harta sebanyak apa pun itu tamat di diri para boomer. Kiranya milenial, gen z, dan angkatan jaman selanjutnya tak mewarisi mental kalkulatif seperti itu.

Bahwa segala yang diberikan orangtua ke anak itu pada dasarnya kewajiban dan bukan pengorbanan. Bahwa orangtua harus banting tulang, bersusah payah, kerja siang-malam untuk menghidupi anaknya, semua adalah bagian dari konsekuensi logis atas pilihan mau berketurunan.

Maka, silakan berinvestasi pada emas, tanah, rumah, kesehatan, pendidikan, dan lain-lain … tapi jangan pada anak. Sebab mereka bukan aset. Mereka manusia otonom yang punya takdir dan jalan hidup sendiri.

Read More

Watak Politisi Indonesia

Watak politisi Indonesia itu cuma tukar-tukaran peran setiap pemilu. Yang antagonis lima tahun belakangan tiba-tiba berlagak protagonis. Begitupun sebaliknya. Yang selama ini keras mengkritik penguasa, eh ujug-ujug malah melempem macam kerupuk basah di dalam mangkuk status quo.

Takada pergeseran nilai. Yang ada hanya pergeseran posisi. Tergantung dengan pihak mana mereka berkoalisi.

Read More

PENILAIAN YANG TAK PERLU DIDENGARKAN

Penilaian orang terhadapmu terkadang tak perlu didengarkan sama sekali. Apalagi jika penilaian itu datang dari mereka yang tak punya andil barang sedikit pun dalam jatuh-bangunmu selama ini.

Read More

Supremasi Omong Kosong

Supremasi hukum itu omong kosong, sebab hukum dikendalikan oleh para pemegang kuasa yang umumnya pelanggar hukum itu sendiri. 

Read More

Jilbab bukan Lagi Simbol Agama

Ketimbang sebagai ekspresi beragama, berjilbab di zaman sekarang itu lebih bermakna sebagai simbol budaya. Bukan isapan jempol belaka, faktanya banyak saya jumpai di lapangan orang yang secara batin enggan berjilbab tetapi karena kehendak orangtua, corak lingkungan, sugesti orang sekitar, doktrin agama, hipnosis industri fesyen, dan sebagainya, sehingga membuat mereka mantap berjilbab.

Padahal mah.

Read More