Selasa, 26 Maret 2019

Toleransi dalam Bersalam-salaman dalam Pandangan Cak Nun

Toleransi bukanlah mengucapkan salam berulang-ulang dengan bahasa yang berbeda, namun cukup menggunakan satu bahasa saja (sesuai keyakinan) tetapi disampaikan dengan tulus dan dengan maksud yang baik.

Mengucapkan "assalamualaikum ...", "syalom", "omswastiastu", dan lain-lain berentet dalam satu waktu itu tidak efisien, mubazir, dan buang-buang waktu. Kalau kau yakin salam yang diajarkan agamamu itu tujuannya baik maka cukup pakai saja salam versi agamamu.

Nah yang menjawab juga pakai saja salam versi agamanya. Jadi bebek ya "wekwek", kambing ya "mbeek". Takusah bebek dipaksa "wekwek" sekaligus "mbeek" dan kambing juga dipaksa "mbeek" sekaligus "wekwek".

Biar saja masing-masing orang menggunakan bahasanya sendiri, asal tujuannya baik dan disampaikan tulus dari dalam hati. Itulah pluralisme yang sejati. Setiap orang berekspresi sesuai rasa agamanya sendiri.

Share:

0 komentar:

Posting Komentar